Pada artikel sebelumnya disebutkan bahwa tekanan udara negatif pada ruang isolasi pasien COVID-19 dapat membantu mencegah terjadinya penyebaran virus maupun bakteri keluar dari ruang isolasi. Tekanan udara negatif (negative pressure) pada suatu ruangan dapat diartikan bahwa tekanan udara yang ada dalam ruangan tersebut lebih rendah dibandingkan tekanan udara di luar ruangan.
Adapun, ruang isolasi pada dasarnya merupakan ruangan yang didesain khusus dan diperuntukan menangani pasien yang terjangkit penyakit infeksi. Pasien dengan penyakit infeksi diharuskan menjalani perawatan dan pengobatannya secara terpisah dengan pasien lain, dipisahkan pada ruangan tersendiri agar pasien tersebut tidak membahayakan pasien lain, ruangan itulah yang disebut dengan ruang isolasi.
Jauh sebelum virus COVID-19 dinyatakan sebagai pandemik dan merubah berbagai sisi kehidupan, berbagai penyakit infeksi lainnya juga sudah pernah hadir dalam kehidupan masyarakat khususnya pasien yang sudah terlebih dahulu menjalani pengobatan pada ruang isolasi. Beberapa penyakit tersebut diantaranya adalah: Cacar Air, Difteri, Kolera, Tuberkulosis, HIV/AIDS, SARS, MERS, dan paling baru yaitu COVID-19.
Ruangan isolasi merupakan ruangan yang diharuskan menjadi ruangan dengan tekanan udara negatif. Hal ini dikarenakan ruangan bertekanan udara negatif memiliki sifat untuk dapat menahan virus maupun bakteri yang ada atau masuk ke dalam ruangan sehingga virus ataupun bakteri tersebut terkunci dan tidak akan keluar dari ruangan.
Bagaimana tekanan udara negatif pada ruang isolasi pasien khususnya COVID-19 bekerja?
Sebelum mengetahui bagaimana cara kerja tekanan udara negatif pada ruang isolasi pasien COVID-19, anda terlebih dahulu harus mengetahui apa itu Hepa Filter, Exhaust Fan dan proses Filterisasi. Berikut penjabarannya untuk anda!
HEPA merupakan akronim dari High Effeciency Particulate Air. HEPA Filter adalah filter udara dengan particulate efisiensi yang sangat tinggi. Filter jenis ini tepat jika digunakan sebagai pembersih atau implementasi ruang-ruang yang membutuhkan pengkondisian udara khusus seperti misalnya ruang isolasi pasien COVID-19.
Selain HEPA, terdapat 2 jenis filter lainnya yaitu Pre dan Medium Filter. Namun untuk bisa mendapat klaim HEPA, filter tersebut harus diuji terlebih dahulu melalui Institut Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Lingkungan. Hasil dari pengujian tersebut harus menyatakan bahwa HEPA Filter mampu menangkap 99.97% partikel seukuran 0.3 mikron atau dalam satuan yang lebih besar.
Adapun pengertian mikron adalah partikel dengan kisaran ultra-mikroskopis yang dapat sepenuhnya dideteksi oleh mata manusia. Mikron merupakan ukuran untuk sebuah partikel dalam besaran seperjuta meter. Dalam hal ini, harus dipahami bahwa mata manusia tidak dapat melihat secara visual partikel apapun yang berukuran kurang dari 10 mikron, sedangkan virus atau bakteri dapat berada di mana saja dari 0.3 hingga 60 mikron, dan 1 inci sama dengan 25.400 mikron.
Exhaust Fan merupakan salah satu jenis kipas angin yang difungsikan untuk sirkulasi udara dalam suatu ruang. Oleh karena itu, peletakkan Exhaust Fan haruslah pada perbatasan diantara indoor dan outdoor.
Exhaust Fan berfungsi untuk menghisap udara yang ada di dalam ruangan untuk dibuang ke luar, pada saat bersamaan Exhaust Fan juga berfungsi untuk menarik udara segar yang ada di luar ke dalam ruangan sebagai ganti udara yang ditarik keluar. Selain itu, Exhaust Fan juga berfungsi untuk mengatur volume udara yang akan disirkulasikan pada ruang. Hal ini dilakukan agar ruangan tetap sehat dengan adanya sirkulasi udara atau pergantian udara dalam ruangan dengan udara segar dari luar luar ruangan.
Proses Filterisasi sederhananya merupakan proses penyaringan. Proses Filterisasi yang dimaksud dalam tulisan ini ialah proses penyaringan yang terjadi pada udara. Proses Filterisasi ini merupakan proses penyaringan yang diperuntukan untuk memisahkan udara dengan virus atau bakteri yang terkontaminasi didalamnya. Sehingga hasil dari proses penyaringan ini ialah menghasilkan udara yang bersih dan streril kembali dari adanya virus dan bakteri yang tadinya terkandung dalam udara.
Setelah mengenal ketiga elemen di atas, berikut merupakan cara kerja tekanan udara negatif pada ruang isolasi pasien COVID-19!
Adapun cara kerja ruang isolasi melalui 3 tahapan, yaitu:
1) udara bersih yang masuk ke dalam ruang isolasi telah terlebih dahulu melewati Hepa Filter.
2) Udara yang masuk ke dalam ruangan isolasi akan terkontaminasi dengan virus dan bakteri yang ada dalam ruangan, dan
3) udara yang telah terkontaminasi tersebut akan dikeluarkan kembali melalui Exhasut Fan dimana udara sekali lagi akan melalui proses filterisasi sebelum akhirnya keluar dari ruangan.
Diantara ruang isolasi, terdapat yang dinamakan dengan “anteroom”, ruang yang dirancang untuk memberikan “air-lock” antara pasien menular dan pasien tidak menular atau pasien umum dan tenaga medis lain yang sedang bertugas. “Air-lock” berada tepat di sebelah ruangan pasien. Udara akan mengalir dari ruang “anteroom” ke ruang isolasi. Kontrol tekanan dipertahankan oleh modulasi pasokan utama dan Exhaust Fan berdasarkan sinyal dari transfer tekanan yang terletak di dalam ruang isolasi.
Sangat penting untuk memastikan aliran udara berada dalam vektor yang benar. Ruang isolasi harus dipertahankan pada tekanan negatif terhadap area sekitarnya dan perlu dilakukan pemantauan serta pencatatan secara intensif, terutama dalam upaya menahan virus atau bakteri agar tidak menyebar keluar dari ruang isolasi. Untuk memastikan tekanan udara tetap negatif, ruang isolasi harus dilengkapi dengan Magnehelic, yaitu alat pengukur tekanan udara.
Hepa Filter merupakan salah satu komponen penting dalam menjaga kebersihan udara ruang isolasi. Bagaimana komponen ini bekerja untuk membantu pencegahan virus dan bakteri akan dibahas dalam artikel berikutnya.
Hubungi kami
1 Comment
need prescription for viagra in cyprus? brand pfizer viagra online how much is viagra